Sebuah game baru berjudul Clair Obscur: Expedition 33 sukses besar dengan terjual lebih dari 1 juta kopi hanya dalam waktu tiga hari, belum termasuk pemain dari Xbox Game Pass. Kesuksesan ini langsung membantah klaim lama dari Square Enix yang mengatakan bahwa pemain “sudah tidak mau lagi” game RPG bergaya turn-based.
Dalam beberapa tahun terakhir, Square Enix, perusahaan di balik seri Final Fantasy, mencoba mengubah arah gamenya menjadi lebih bergaya aksi cepat (hack n’ slash), seperti yang terlihat di Final Fantasy XV, XVI, Final Fantasy VII Remake, dan Rebirth. Sayangnya, banyak penggemar merasa bahwa perubahan ini justru membuat game-game tersebut kehilangan ciri khas yang dulu membuat Final Fantasy begitu dicintai.
Square Enix berdalih bahwa dengan grafik yang semakin realistis, sistem turn-based dianggap “tidak cocok lagi.” Namun, Clair Obscur: Expedition 33 membuktikan bahwa hal itu tidak benar. Game ini menampilkan grafik fotorealistik yang keren, namun tetap menggunakan sistem pertarungan turn-based yang cerdas, mengingatkan pada era kejayaan Final Fantasy dulu.
Yang lebih menarik, Expedition 33 dikembangkan oleh tim kecil berisi 33 orang yang sebagian dari mereka adalah mantan pengembang Ubisoft yang kini bebas berkarya tanpa tekanan dari data dan angka-angka statistik. Hasilnya? Game ini justru disambut luar biasa oleh pemain dan mendapat rating pengguna yang sangat tinggi di Metacritic.
Sementara itu, Final Fantasy XVI banyak dikritik karena pertarungannya terasa membosankan dan terlalu banyak cutscene yang membuat pemain seperti hanya menonton daripada benar-benar bermain. Banyak yang merasa Square Enix sudah terlalu jauh dari keinginan para penggemarnya.
Lewat Clair Obscur: Expedition 33, pesan dari para gamer sangat jelas: game turn-based klasik masih sangat diminati, bahkan untuk game modern dengan grafik realistis, apalagi tersedia untuk Windows PC, Xbox Series X|S, PlayStation 5, dan juga di Xbox Game Pass.