Steam Deck dikenal sebagai perangkat gaming portabel yang praktis, tetapi kemampuannya jauh melampaui sekadar bermain game. Dengan memanfaatkan mode desktop dan berbagai aksesori tambahan, perangkat ini bisa digunakan untuk beragam aktivitas yang sebelumnya mungkin tak terpikirkan. Berikut beberapa cara inovatif untuk memaksimalkan Steam Deck dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu fitur utama yang mendukung fleksibilitas Steam Deck adalah mode desktop. Steam Deck berjalan menggunakan Linux dengan antarmuka kustom berbasis KDE. Untuk mengakses mode ini, pengguna cukup menekan tombol Steam, memilih Power, lalu Switch to Desktop. Mode ini membuka seluruh fungsionalitas desktop Linux, termasuk Discover store, toko aplikasi resmi KDE, yang menyediakan sebagian besar perangkat lunak yang dibutuhkan.

Bagi Steam Deck yang rusak, perangkat ini tetap dapat dimanfaatkan sebagai mini PC murah. Dengan menggunakan dock USB-C eksternal, motherboard dari Steam Deck yang telah dibongkar dapat terhubung ke keyboard, monitor, dan controller, menjadikannya sebuah PC portabel lengkap. Konsep ini sejalan dengan Steam Machine yang akan datang, yang menawarkan performa enam kali lebih tinggi dibanding Steam Deck, cukup untuk menjalankan VR dasar.

Steam Deck juga telah digunakan sebagai pengendali turret jarak jauh. Sistem ShaBlya, misalnya, memasang senapan mesin M240 atau peluncur granat pada turret dua sumbu yang dikendalikan melalui Steam Deck. Dengan kamera termal dan perangkat lunak Linux khusus, perangkat ini memperlihatkan bagaimana teknologi konsumen dapat diadaptasi untuk penggunaan militer modern.

Modifikasi Steam Deck juga memungkinkan pengguna menciptakan “cyberdeck” ala fiksi ilmiah. Beberapa modder melepas layar dan kontroler, menggantinya dengan keyboard seperti Apple Magic Keyboard, sehingga perangkat ini lebih cocok untuk pemrograman atau eksperimen dengan AR, tanpa menghilangkan fungsi gaming standar.

Untuk para penggemar Minecraft, Steam Deck dapat menjadi server portable untuk LAN party. Dengan memanfaatkan Docker dan konfigurasi jaringan sederhana, pengguna bisa menjalankan server Minecraft Java untuk grup kecil, cukup dengan RAM 4–6 GB. Pengaturan daya perlu diperhatikan agar perangkat tidak mati saat server berjalan.

Selain itu, Steam Deck bisa berfungsi sebagai eReader untuk buku digital dan komik. Walaupun ukuran layar dan daya tahan baterai tidak setara perangkat khusus, kualitas resolusi 1200 x 800 piksel membuat membaca teks maupun manga lebih nyaman dibanding perangkat lama seperti Palm Pilot. Aplikasi seperti Komikku dan Mcomix mendukung berbagai format file dan membaca panel komik dengan mudah.

Bagi musisi, Steam Deck memungkinkan pembuatan musik portabel. Digital Audio Workstation (DAW) populer seperti Bitwig, Reaper, dan Ableton dapat dijalankan di Linux melalui Steam Deck, memungkinkan pengguna membuat track, synthesizer, atau drum loop di mana saja. USB-C audio interface mendukung input eksternal, sementara layar sentuh dan trackpad mempermudah pengoperasian.

Steam Deck juga efektif sebagai media player portabel. Aplikasi VLC mendukung berbagai format file, sementara Plex atau Kodi memungkinkan streaming dari server rumah. Dengan docking hub USB-C, perangkat ini bisa terhubung ke TV, meski tidak mendukung aplikasi streaming populer seperti Netflix secara native.

Perangkat ini bahkan bisa menjadi workstation portable. Dengan monitor, keyboard, dan mouse eksternal, Steam Deck bisa berfungsi sebagai desktop Linux untuk pekerjaan sehari-hari, meski daya tahan baterai tetap menjadi pertimbangan.

Bagi penggemar VRChat, Steam Deck bisa menjalankan aplikasi ini dalam mode desktop non-VR. SteamVR juga didukung, dan beberapa game VR sederhana bisa dimainkan melalui headset yang terhubung atau streaming via Steam Link. Namun, pengalaman grafis tetap terbatas oleh performa perangkat.

Terakhir, Steam Deck mendukung berbagai distribusi Linux melalui Distrobox. Pengguna dapat menjalankan beberapa sistem Linux secara virtual, mengakses perangkat USB, dan menggunakan software yang biasanya tidak tersedia di SteamOS, menjadikannya platform eksperimen teknologi yang fleksibel.

Sementara itu, dual-boot dengan Windows 11 dapat dilakukan, tetapi tidak disarankan karena performa buruk, baterai cepat habis, dan kesulitan konfigurasi. SteamOS tetap menjadi sistem operasi yang paling optimal untuk Steam Deck.

Dengan berbagai kemungkinan ini, Steam Deck menunjukkan dirinya bukan sekadar konsol gaming portabel, tetapi juga perangkat multifungsi yang dapat memenuhi kebutuhan hiburan, produktivitas, dan eksperimen teknologi.