Activision Tarik Game Call of Duty: WWII dari Microsoft Store dan Game Pass Gara-Gara Ulah Hacker

Perusahaan game ternama Activision secara diam-diam menarik versi PC dari game Call of Duty: WWII yang tersedia di Microsoft Store dan Game Pass. Keputusan ini diambil setelah muncul laporan bahwa beberapa pemain menjadi korban peretasan saat bermain.

Menurut informasi yang diperoleh oleh TechCrunch, game yang diluncurkan ulang di Microsoft Store ini ternyata memiliki celah keamanan lama yang belum diperbaiki. Celah ini memungkinkan hacker untuk melakukan remote code execution (RCE), yaitu jenis serangan yang memungkinkan mereka menanam malware dan mengambil alih komputer korban dari jarak jauh.

Salah satu pemain bahkan sempat memperingatkan lewat Reddit: “Game ini tidak aman dimainkan di PC sekarang, ada exploit RCE.” Keluhan serupa juga ramai di media sosial, meski sebelumnya belum ada konfirmasi resmi bahwa masalah tersebut memang disebabkan oleh game ini.

Versi game yang terkena dampak adalah versi Microsoft Store dan Game Pass, bukan yang tersedia di Steam. Dua sumber yang mengetahui langsung persoalan ini menyebut bahwa versi yang ditarik merupakan versi lama yang belum mendapatkan patch keamanan penting seperti versi lainnya.

Hingga berita ini diturunkan, Activision belum memberikan komentar resmi, dan halaman status game masih menunjukkan bahwa Call of Duty: WWII untuk Microsoft Store dan Game Pass masih offline.

Kasus ini menambah panjang daftar insiden keamanan yang melibatkan game Call of Duty. Pada 2024 lalu, seorang hacker berhasil mengeksploitasi sistem anti-cheat dan membuat ribuan pemain asli malah kena banned. Bahkan sebelumnya, hacker juga menyebar malware jenis infostealer yang bisa mencuri kata sandi pemain, serta worm komputer di Call of Duty: Modern Warfare karena bug yang belum ditambal sejak lama.

Meski beberapa perusahaan game sudah mulai memperkuat tim keamanan siber dan anti-cheat mereka, Activision justru mengalami beberapa gelombang PHK, termasuk tim yang menangani urusan keamanan digital.