Netflix kembali mencuri perhatian dengan serial terbatas terbarunya, American Primeval. Dengan gaya visual yang kelam dan cerita penuh emosi, serial ini langsung melejit ke posisi nomor satu di Netflix. Dibuat oleh Mark L. Smith, penulis naskah film pemenang Oscar The Revenant, dan disutradarai oleh Peter Berg, American Primeval menghadirkan drama epik tentang perjuangan hidup di wilayah Barat Amerika sebelum Perang Saudara. Tapi, apakah serial ini berhasil menyampaikan cerita yang kuat atau hanya menjadi drama kekerasan belaka? Yuk, kita bahas!
Plot yang Rumit dan Penuh Konflik
Serial ini berlatar di Utah dan Wyoming pada akhir 1850-an, di tengah perang antara pemerintah federal dan Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir (LDS). Ceritanya mengikuti perjalanan Sara (Betty Gilpin), seorang wanita Victorian yang sedang menuju barat bersama anaknya. Mereka ditemani Isaac (Taylor Kitsch), seorang pemandu yang hidup dalam kesedihan setelah kehilangan keluarganya.
Namun, cerita ini tidak hanya berfokus pada mereka. Ada banyak alur lain, seperti konflik internal Mormon, perjuangan prajurit Shoshone, hingga intrik politik antara tokoh legendaris Jim Bridger dan pemimpin LDS, Brigham Young. Serial ini mencoba menggabungkan semua elemen ini, tapi kadang terasa terlalu penuh hingga sulit diikuti.
Kekerasan di Mana-Mana
Seperti yang dikatakan Berg, American Primeval mengeksplorasi sisi gelap manusia yang “secara alami mampu menjadi sangat kejam.” Dan ya, serial ini dipenuhi adegan brutal—dari pembunuhan, pemerkosaan, hingga penyerangan berdarah. Namun, ada kritik yang menyebutkan bahwa kekerasan ini terkadang terasa berlebihan dan kurang memberikan ruang untuk refleksi yang mendalam.
Salah satu kejadian sejarah yang diangkat adalah Mountain Meadows Massacre. Dalam sejarah nyata, peristiwa ini melibatkan pembunuhan kejam terhadap rombongan emigran oleh milisi Mormon dan sekutu mereka. Namun, di serial ini, peristiwa tersebut digambarkan lebih ringan dibandingkan fakta sejarah, mungkin untuk membuatnya lebih “diterima” oleh penonton.
Kelebihan dan Kekurangan
Sebagai serial Western, American Primeval berhasil menonjolkan estetika yang memukau dan akting yang kuat, terutama dari Betty Gilpin dan Taylor Kitsch. Namun, beberapa alur cerita terasa terlalu familiar, bahkan mirip dengan elemen dari The Revenant. Selain itu, pendekatan serial ini terhadap sejarah sering kali terasa datar, dengan pesan “Barat itu kejam” yang sepertinya bukan ide baru.
Fakta Menarik tentang American Primeval dan Latar Sejarahnya
- Inspirasi dari Sejarah Nyata
Serial ini mengangkat peristiwa Mountain Meadows Massacre tahun 1857, salah satu tragedi paling kelam dalam sejarah Amerika Barat. Namun, serial ini mengubah beberapa detail agar lebih dramatis. Misalnya, dalam sejarah asli, seluruh wanita dewasa dan anak-anak di atas 6 tahun dibunuh. Serial ini menggambarkan beberapa wanita selamat, meskipun fakta ini tidak sesuai dengan kenyataan. - Karakter dengan Referensi Nyata
Jim Bridger, yang diperankan oleh Shea Whigham, adalah seorang frontiersman legendaris yang benar-benar ada dalam sejarah. Bridger dikenal sebagai penjelajah yang membantu membuka jalur bagi emigran di Barat Amerika. Ia juga muncul di film The Revenant sebagai tokoh yang jauh lebih idealis. - Penghilangan Kicauan Burung
Untuk menciptakan suasana kelam yang lebih nyata, sutradara Peter Berg meminta tim suara menghapus kicauan burung dari latar belakang. Ini menunjukkan betapa seriusnya tim produksi dalam menciptakan atmosfer mencekam di setiap adegan. - Koneksi dengan The Revenant
Mark L. Smith, pencipta American Primeval, juga menulis naskah untuk The Revenant. Tidak heran, beberapa elemen cerita terasa mirip, seperti penggunaan simbol-simbol (kantong air, jam saku) yang bercerita sendiri, hingga tema bertahan hidup di tengah kekerasan alam dan manusia. - Eksplorasi Agama di Barat Amerika
Jarang ada serial Western yang mengangkat konflik agama secara mendalam. American Primeval mencoba menggambarkan kompleksitas hubungan antara LDS (Mormon) dengan pemerintah federal dan penduduk lain. Hal ini memberi sudut pandang baru di genre yang biasanya hanya fokus pada konflik antara penduduk asli Amerika dan pemukim. - Sentuhan Sastra di Tengah Kekacauan
Sara membawa salinan David Copperfield karya Charles Dickens selama perjalanannya. Buku ini tidak hanya menjadi elemen cerita, tetapi juga simbol perjuangan manusia menghadapi ketidakadilan—paralel dengan tema besar dalam serial ini. - Fokus pada Trauma dan Kehilangan
Karakter utama, Isaac (Taylor Kitsch), digambarkan sebagai sosok yang hidup dalam trauma setelah kehilangan istri dan anaknya. Tema ini mencerminkan bagaimana banyak orang di era tersebut menghadapi kehilangan besar, baik karena kekerasan maupun kondisi alam yang ekstrem. - Perdebatan Tentang Kekerasan Sejarah
Netflix memutuskan untuk “melunakkan” beberapa adegan kekerasan historis agar lebih cocok untuk penonton modern. Langkah ini memicu diskusi tentang bagaimana media dapat menyeimbangkan keakuratan sejarah dengan hiburan. - Kostum dan Detail Otentik
Pakaian karakter di serial ini dibuat seakurat mungkin dengan era 1850-an. Misalnya, pakaian Sara yang bergaya Victorian menonjolkan status sosialnya, sementara busana Isaac yang lebih sederhana mencerminkan kehidupannya di alam liar. - Utah War yang Jarang Diangkat
Perang Utah (1857–1858), latar utama serial ini, adalah konflik besar antara LDS dan pemerintah federal, tetapi jarang dibahas dalam budaya populer. Serial ini membuka peluang bagi penonton untuk mengenal lebih jauh tentang bab penting dalam sejarah Amerika ini.
Jika kamu penggemar cerita Western yang intens dan penuh aksi, American Primeval layak ditonton. Namun, bagi yang mencari kedalaman cerita atau eksplorasi sejarah yang lebih tajam, mungkin serial ini tidak memberikan sesuatu yang baru. Terlepas dari kekurangannya, serial ini tetap menarik untuk ditonton, terutama bagi pecinta drama berat dengan latar sejarah yang kelam.
Siapkan dirimu untuk perjalanan penuh darah, konflik, dan ketegangan di Barat Amerika yang gelap. Bagaimana pendapatmu tentang serial ini?