Sejak mencoba Galaxy Z Fold 3 di tahun 2021, pengalaman menggunakan book-style foldable benar-benar mengubah cara melihat ponsel konvensional. Desain lipat buku menawarkan produktivitas lebih tinggi, fleksibilitas dalam penggunaan, dan kini tampil semakin ramping dengan optimasi aplikasi yang semakin baik. Brand seperti Samsung, Google, HONOR, vivo, OnePlus, hingga HUAWEI terus berinovasi untuk membuat perangkat ini lebih menarik.
Tahun 2025 menjadi saksi bagaimana Samsung menghadirkan Galaxy Z Fold 7 yang lebih matang, meskipun vivo dan HONOR tetap unggul dari sisi kamera dan daya tahan baterai. Harga memang masih menjadi kendala, namun alasan utama banyak pengguna beralih ke foldable adalah kemampuannya mengubah cara bekerja dan menikmati hiburan.
Multitasking di Level Baru
Pengalaman multitasking benar-benar terasa berbeda. Fitur seperti Open Canvas di OnePlus Open memungkinkan menjalankan tiga aplikasi sekaligus di layar besar tanpa harus berpindah-pindah. Tahun ini, vivo menghadirkan fitur Workbench yang mirip Apple Stage Manager, membuat pengalaman menulis sambil riset menjadi lebih praktis. Pengguna bisa membuka dokumen dan referensi dengan cepat tanpa layar terasa sempit. Inilah salah satu keunggulan yang sulit disaingi ponsel biasa.
Hinge Jadi Penentu Kenyamanan
Engsel bukan hanya sekadar alat lipat, tetapi juga kunci dari pengalaman unik. Samsung dikenal punya engsel yang bisa berhenti di berbagai sudut sehingga ponsel bisa berdiri tanpa bantuan, berguna untuk menonton video atau mengambil foto. Dengan engsel ini, kamera belakang bisa dipakai untuk selfie dengan tampilan langsung di layar depan, sangat membantu bagi solo traveler. Bahkan untuk merekam time-lapse, pengguna tidak perlu tripod tambahan.
E-Reader Modern di Genggaman
Bagi yang gemar membaca, book-style foldable bisa menjadi pengganti Kindle atau tablet Boox. Layar lipat 8 inci dengan AMOLED membuat pengalaman membaca ebook, artikel, atau berita menjadi nyaman, sekaligus mengurangi barang bawaan saat bepergian. Mode ebook yang mengubah layar menjadi hitam-putih dan fitur Do Not Disturbmembuat pengalaman membaca lebih fokus.
Masih Ada PR dari Pengembang Aplikasi
Meski banyak keunggulan, perangkat lipat buku masih menghadapi tantangan. Tidak semua aplikasi dioptimalkan untuk layar besar, sehingga beberapa aplikasi seperti Instagram terasa kurang nyaman. Dukungan pengembang aplikasi menjadi kunci agar ekosistem ini benar-benar matang. Namun, bagi penggemar teknologi, kelebihan yang ditawarkan sudah cukup untuk membuat ponsel biasa terasa membosankan.
Book-style foldables jelas bukan sekadar tren sesaat. Mereka mengubah cara kita bekerja, membaca, dan berinteraksi dengan ponsel. Jika harga bisa lebih terjangkau dan aplikasi semakin optimal, bukan tidak mungkin foldables akan menjadi standar baru ponsel masa depan.