Kita mungkin berhenti membeli game Nintendo Switch sejak punya Steam Deck, dan memakai Switch kita hanya untuk gaming Mario dan Zelda. Alasannya simpel, Steam Deck menawarkan portabilitas yang sama kerennya seperti Switch, tapi dengan koleksi game PC yang berjalan lebih halus.
Tapi, Nintendo Switch 2 yang bakal rilis tahun ini mungkin bakal mengubah segalanya. Konsol ini nggak cuma favorit keluarga dan anak-anak berkat game eksklusif Nintendo yang kreatif, lucu dan seru, tapi juga bisa menarik para gamer hardcore yang mungkin menunda beli handheld PC lebih stabil.
Switch 2 mungkin akan jadi Steam Deck dalam hal performa. Dan kalau lihat sejarah, Switch 2 kemungkinan besar bakal laris manis dibanding penjualan semua handheld PC. Saat Nintendo Switch pertama rilis delapan tahun lalu, hampir nggak ada game selain Zelda yang bisa dimainkan. Tapi sekarang, Switch 2 yang kompatibel dengan game-game lama bakal punya library game yang besar dan ramah buat semua orang, saingannya cuma smartphone dan komputer. Switch 2 bisa jadi standar baru buat developer game dan tempat paling andal buat nemuin game portabel baru.
Jadi, gimana caranya PC genggam bisa bersaing dengan Switch 2? Kita nggak bisa bilang pasti, tapi setelah lihat perkembangan di CES 2025, pameran teknologi terbesar di dunia, kayaknya PC genggam bakal tetap kalah kalau industri nggak berubah.
Salah satu hal positif yang kita lihat adalah ergonomi PC handheld atau PC genggam yang semakin baik di tahun 2025. Meskipun kita masih lebih suka feel-nya Steam Deck, hampir semua PC genggam yang kita pegang punya grip yang nyaman dan nggak bikin pegal. Dari MSI Claw 8 AI Plus dan Lenovo Legion Go S yang berukuran 8 inci, sampai Legion Go 2 yang 8,8 inci, dan Tencent Sunday Dragon yang gede banget dengan layar 11 inci.
Ada empat hal yang menurut kita harus diubah oleh industri PC genggam kalau mau bersaing dengan Switch:
- Pengalaman Main Game yang Lancar: Pembeli harus bisa langsung main game begitu menekan tombol power, kayak di Nintendo Switch atau Steam Deck. Tapi, PC genggam Windows masih jauh dari itu. Itu sebabnya ada tiga berita besar di CES yang nggak berkaitan dengan hardware, tapi lebih ke sistem operasi. Lenovo mengumumkan bakal produksi PC genggam pertama dengan SteamOS, sistem operasi buatan Valve yang lebih mudah dipakai. Valve juga bilang bakal bawa SteamOS ke PC genggam lain mulai April ini. Microsoft juga janji bakal bikin Windows lebih ramah buat PC handheld tahun ini.
- Layar yang Lebih Baik: PC genggam seharusnya pakai layar OLED HDR dengan resolusi 1080p atau lebih rendah dan refresh rate yang bisa disesuaikan. Banyak PC genggam yang buang-buang performa dan baterai buat layar dengan resolusi terlalu tinggi, padahal kebanyakan gamer nggak bakal sadar bedanya di layar kecil 7-8 inci. Layar dengan refresh rate variabel juga penting buat bikin game lebih smooth.
- Chip yang Lebih Efisien: AMD masih jadi pemimpin di pasar chip PC genggam, tapi chip mereka kebanyakan masih adaptasi dari chip laptop yang boros baterai. AMD bilang chip Z2 terbaru mereka bakal lebih efisien, tapi nggak bakal jauh lebih baik dari generasi sebelumnya. Intel juga nggak terlalu fokus buat bikin chip khusus PC genggam, jadi AMD masih jadi pilihan utama.
- Harga yang Lebih Terjangkau: Harga PC genggam masih terlalu mahal buat bersaing dengan Nintendo Switch. Steam Deck masih jadi yang termurah dengan harga sekitar RP. 6 Jutaan, sementara PC genggam Windows harganya mulai dari Rp. 7 Jutaan. Untuk bisa bersaing dengan Switch 2, industri PC genggam harus bisa menurunkan harga, mungkin dengan cara kerja sama antar perusahaan dan efisiensi produksi.
Kalau mau bersaing dengan Nintendo, perusahaan seperti Microsoft, Valve, atau bahkan Sony harus memimpin dengan menyediakan komponen dan OS yang tepat buat puluhan PC handheld yang bisa saingin Switch. Bayangkan ada banyak Xbox, PlayStation, atau Steam Machine portabel, bukan cuma PC handheld yang masing-masing punya sistem sendiri.
Kita rasa saatnya industri gaming bahu-membahu buat bikin PC handheld yang lebih baik. Mungkin ini adalah masa depan gaming. Nggak ada waktu buat coba-coba setengah hati dengan PC handheld Windows yang belum matang.