Bersiaplah, karena tahun depan harga ponsel flagship bisa melonjak hingga 30 persen lebih mahal dari sekarang. Prediksi ini muncul dari sejumlah analis teknologi yang memperkirakan biaya produksi smartphone kelas atas akan meningkat signifikan sepanjang 2026.
Kenaikan Harga Chip Jadi Pemicu
Sumber utama kenaikan harga ini adalah lonjakan biaya komponen, terutama chip memori. Menurut laporan Reuters, Presiden Xiaomi Lu Weibing mengungkapkan bahwa harga chip memori yang terus naik telah menekan biaya produksi ponsel. Hal ini berdampak langsung pada harga jual produk baru mereka, termasuk seri Redmi K90 yang baru saja diluncurkan.
Seri Redmi K90 hadir dengan versi dasar 12 GB RAM dan 256 GB penyimpanan seharga 2.599 yuan (sekitar Rp8,5 juta), sedikit lebih tinggi dibandingkan seri K80 tahun sebelumnya. Untuk meredakan kekhawatiran konsumen, Xiaomi menurunkan harga varian 12 GB/512 GB sebesar 300 yuan pada bulan pertama penjualan.
Dampak Global dari Permintaan Chip AI
Kenaikan harga chip tidak hanya terjadi di sektor smartphone. Permintaan global untuk chip kecerdasan buatan (AI) membuat pasokan chip konvensional untuk ponsel, PC, dan server menjadi ketat. Akibatnya, biaya komponen naik drastis dan memberikan keuntungan besar bagi produsen chip seperti Samsung dan SK Hynix.
Jika tren ini berlanjut, bukan tidak mungkin harga flagship seperti Galaxy S26 Ultra, Vivo X300 Ultra, Xiaomi 17 Ultra, hingga Oppo Find X9 Ultra akan lebih mahal hingga 20–30 persen dibanding generasi sebelumnya.
Beli Sekarang atau Nanti?
Belum ada kepastian apakah semua ponsel flagship 2026 akan mengalami kenaikan sebesar itu, namun banyak pengguna mulai mempertimbangkan membeli model 2025 sebelum harganya melonjak.
Bagi yang berencana mengganti ponsel, ini mungkin saat yang tepat untuk membeli sebelum pasar smartphone benar-benar “panas” tahun depan. Namun jika belum mendesak, menunggu perkembangan harga chip di awal 2026 juga bisa menjadi pilihan bijak.

