Netflix lagi-lagi bikin gebrakan lewat serial terbarunya, Adolescence, yang langsung jadi perbincangan di mana-mana. Serial ini cuma punya empat episode, tapi berhasil nyalip popularitas Stranger Things Season 3 dalam waktu 17 hari sejak rilis. Ceritanya tentang Jamie, bocah 13 tahun yang ditangkap karena membunuh temen cewek di sekolahnya. Dijamin bikin merinding, apalagi tiap episode difilmkan dalam satu kali take yang super intens. Pemainnya, Owen Cooper sebagai Jamie dan Stephen Graham sebagai ayahnya, aktingnya juara banget, padahal Owen sebelumnya gak terkenal.
Kenapa serial ini booming? Selain kualitasnya yang top, tema yang diangkat bikin orang kepikiran. Adolescence ngasih gambaran kelam soal apa yang bisa nyeret anak laki-laki yang keliatannya polos buat ngelakuin hal mengerikan kayak gitu. Serial ini nuduh lingkungan toxic penuh misogini—terutama dari dunia online—sebagai biang keladinya. Di Inggris, isu ini bener-bener nyambung banget. Soalnya, kejahatan pake pisau udah lama jadi momok di sini, apalagi senjata api ketat banget diatur. Terus, misogini sama penggunaan media sosial remaja juga lagi jadi topik panas. Gareth Southgate, mantan pelatih timnas Inggris yang dikenal gentleman, baru aja ngasih ceramah di BBC soal maskulinitas toxic, yang ngasih gambaran suasana di Inggris sekarang.
Bukan cuma rame di kalangan penonton biasa, Adolescence sampe dibahas di parlemen Inggris. Perdana Menteri Keir Starmer ngaku nonton bareng anak-anak remajanya dan muji serial ini. Dia janji bakal nambah tim khusus buat tangani kejahatan seksual di kepolisian. Jack Thorne, salah satu penulisnya, malah ngusulin supaya serial ini diputer di sekolah dan parlemen—ide yang didukung Starmer dan politisi lain. Dampaknya? Banyak yang mulai dukung larangan media sosial buat anak di bawah 16 tahun. Tapi, Kemi Badenoch, pimpinan oposisi Konservatif, malah dikritik karena bilang gak tertarik bahas serial ini.
Tapi, seperti biasa, sesuatu yang terlalu sukses pasti ada backlash-nya. Andrew Tate, yang disebut langsung di serial ini, sama pendukungnya jelas gak suka sama penggambarannya. Terus, ada narasi sayap kanan yang nyebelin banget. Kata mereka yang didukung cuitan Elon Musk, serial ini ngambil inspirasi dari kasus pembunuhan tiga gadis di Southport tahun 2024 oleh remaja kulit hitam, tapi karakternya diganti jadi kulit putih biar “gak woke”. Penulis Adolescence udah bantah keras, bilang cerita ini terinspirasi dari banyak kasus serangan anak laki-laki ke anak perempuan, dan kejahatan pisau gak cuma soal ras. Jadi, kita lagi-lagi masuk ke drama perang budaya yang gak ada habisnya.
Serial ini emang luar biasa, tapi obrolan seputarnya bikin agak risih. Bagus sih Starmer ngomongin misogini remaja dan kejahatan pisau di parlemen itu masalah serius. Tapi, kok rasanya aneh kalo Netflix yang jadi penutup agenda ini? Di Inggris emang ada tradisi drama TV bikin perubahan, kayak Mr Bates vs the Post Office yang bikin hukum baru tahun lalu. Tapi, isu di Adolescence jauh lebih rumit. Apa cukup cuma saranin nonton? Larang media sosial? Bikin undang-undang baru soal pisau? Atau ngobrol lebih banyak sama remaja laki-laki? Tanggung jawabnya ada di siapa? Orang-orang di manosphere? Orang tua? Sekolah? Pemerintah? Platform media sosial? Atau malah Netflix?