Pengumuman Tomb Raider: Legacy of Atlantis memicu antusiasme besar di kalangan penggemar Lara Croft. Setelah bertahun-tahun menunggu arah baru dari Crystal Dynamics, kehadiran remake terbaru ini seolah menjadi penanda bahwa waralaba legendaris tersebut kembali ke pusat perhatian industri game. Namun, tidak semua pihak menyambutnya dengan rasa puas, termasuk salah satu sosok paling penting di balik kelahiran Tomb Raider.
Paul Douglas, co-creator Tomb Raider versi orisinal, secara terbuka menyampaikan pandangannya mengenai Legacy of Atlantis. Melalui unggahan di platform Bluesky, Douglas menunjukkan sikap yang cenderung skeptis terhadap remake tersebut. Ia membagikan sebuah ilustrasi dinosaurus disertai kalimat singkat yang bernada sinis, seolah menegaskan bahwa kembalinya petualangan lama Lara Croft bukanlah hal yang benar-benar baru baginya.
Reaksi tersebut dengan cepat menarik perhatian komunitas. Douglas menilai bahwa industri seharusnya lebih berani menghadirkan eksplorasi dunia yang benar-benar baru, alih-alih terus mengulang, meremaster, atau membayangkan ulang kisah yang sama. Menurutnya, Tomb Raider pertama adalah karya yang lahir di bawah tekanan besar pada era 1990-an, dan menghidupkannya kembali berulang kali bukanlah bentuk evolusi kreatif yang ia harapkan.
Sebagai konteks, Tomb Raider versi perdana memang memiliki sejarah panjang dalam hal adaptasi ulang. Gim tersebut sempat dirilis di berbagai konsol, kemudian mendapatkan versi remake lewat Tomb Raider: Anniversary. Belum lama ini, judul tersebut juga hadir dalam bentuk remaster melalui koleksi 1 sampai 3. Kini, Legacy of Atlantis kembali membawa cerita awal Lara Croft ke generasi pemain berikutnya dengan pendekatan visual dan teknis yang lebih modern.
Di sisi lain, respons publik terhadap Legacy of Atlantis relatif positif. Banyak penggemar melihat proyek ini sebagai kesempatan untuk merasakan kembali pengalaman klasik Tomb Raider dengan kualitas grafis dan mekanik yang disesuaikan dengan standar masa kini. Antusiasme tersebut sekaligus mencerminkan kerinduan panjang terhadap identitas awal seri ini, terutama setelah beberapa judul terakhir mencoba pendekatan yang lebih sinematik dan realistis.
Meski demikian, Douglas tidak sepenuhnya menutup diri terhadap arah baru yang diambil penerbit. Sikapnya terlihat lebih lunak setelah pengumuman Tomb Raider: Catalyst, sebuah judul baru yang dijanjikan membawa Lara Croft ke petualangan orisinal, bukan sekadar mengulang masa lalu. Dalam unggahan terpisah, Douglas menyebut kehadiran Catalyst sebagai solusi yang seimbang, memadukan nostalgia dengan eksplorasi ide segar.
Legacy of Atlantis sendiri dijadwalkan rilis pada 2026 dan akan diterbitkan oleh Amazon Games. Gim ini berfokus pada pengalaman single-player dengan genre aksi, petualangan, dan platformer. Meskipun detail gameplay masih terbatas, proyek ini diposisikan sebagai upaya menghadirkan kembali nuansa klasik Tomb Raider yang selama ini dirindukan penggemar lama.
Pandangan kritis dari Paul Douglas menjadi pengingat bahwa nostalgia bukan satu-satunya jalan untuk menjaga relevansi sebuah waralaba. Di tengah euforia remake, muncul pula harapan agar Tomb Raider terus berkembang dengan cerita, dunia, dan tantangan baru. Dengan kehadiran Legacy of Atlantis dan Catalyst secara bersamaan, masa depan Lara Croft kini berada di persimpangan antara menghormati masa lalu dan berani melangkah ke wilayah yang belum pernah dijelajahi.

