Ajang MTV Video Music Awards 2025 digelar pada Minggu malam, 7 September, di UBS Arena, Long Island. Dipandu LL Cool J, acara tahun ini menghadirkan kombinasi penampilan langsung dan pre-recorded dari deretan bintang besar. Dari Mariah Carey yang kembali setelah 20 tahun, hingga Sabrina Carpenter yang semakin kokoh posisinya sebagai bintang pop generasi baru, panggung VMAs tahun ini terasa sebagai perayaan lintas generasi.
Para Pemenang Utama
Lady Gaga, Ariana Grande, dan Sabrina Carpenter menjadi sorotan utama dengan masing-masing memboyong dua piala. Gaga yang meraih Artist of the Year tampil sederhana dalam pidato kemenangannya, sementara Ariana Grande sukses membawa pulang Video of the Year untuk lagu Brighter Days Ahead. Sabrina Carpenter juga menorehkan sejarah lewat Album of the Year dan Best Pop Artist berkat karya Short n’ Sweet.
Mariah Carey menerima Video Vanguard Award, sebuah penghargaan seumur hidup yang rasanya sudah lama layak ia dapatkan. Sementara Ricky Martin dianugerahi Latin Icon Award, dan Busta Rhymes menerima Rock the Bells Visionary Award.
Menurut pandangan redaksi, keputusan memberikan penghargaan besar kepada deretan artis perempuan adalah gambaran nyata bagaimana industri musik saat ini benar-benar digerakkan oleh mereka. VMAs tahun ini mungkin tidak segemerlap masa kejayaan 2000-an, namun justru terasa lebih intim dan penuh penghormatan terhadap perjalanan panjang musik pop dan hip-hop.
Panggung Pertunjukan: Dari Nostalgia hingga Pernyataan Politik
Mariah Carey membawakan medley hits klasiknya, menghadirkan nostalgia yang kuat, apalagi dengan fakta bahwa ia tampil di kampung halamannya. Lady Gaga yang tampil melalui rekaman di Madison Square Garden tetap berhasil mencuri perhatian dengan aksi teatrikal.
Di sisi lain, Sabrina Carpenter tampil dengan konsep yang berani. Membawakan lagu Tears, ia menghadirkan para penari drag queen dengan pesan solidaritas untuk komunitas trans. Aksi ini menegaskan bahwa VMAs masih menjadi panggung penting untuk menyuarakan isu sosial lewat musik.
Tak kalah menarik, Doja Cat menghadirkan nuansa 80-an lewat debut live single Jealous Type. Sementara penghormatan untuk mendiang Ozzy Osbourne oleh Yungblud, Steven Tyler, dan Joe Perry menjadi momen emosional yang menunjukkan bahwa musik rock masih punya tempat terhormat di ajang ini.
Lebih Sedikit Bintang, Tapi Penuh Makna
Meski tidak semua megabintang hadir secara langsung, acara ini justru memperlihatkan dinamika baru: perpaduan antara artis mapan dan pendatang baru seperti Alex Warren dan Sombr yang berani unjuk gigi di panggung besar.
Bila dulu VMAs identik dengan momen kontroversial dan kejutan budaya pop, tahun ini acara terasa lebih sebagai ajang penghargaan dan penghormatan. Mungkin bagi sebagian orang ini tampak “tenang” atau “kurang greget,” namun ada nilai lain yang ditawarkan: VMAs kini menjadi ruang untuk merayakan perjalanan musik sekaligus keberagaman suara.
MTV VMAs 2025 menjadi bukti bahwa musik terus bergerak, dengan perempuan berada di garis depan, veteran musik tetap dihormati, dan wajah baru diberikan panggung. Acara ini memang tidak seheboh masa lalu, tapi justru terasa lebih tulus dan relevan dengan perkembangan zaman.