Nintendo kembali jadi sorotan setelah meluncurkan aplikasi toko digital baru untuk Android dan iOS. Aplikasi ini memungkinkan pengguna membeli konsol, aksesori, hingga game untuk Nintendo Switch dan Switch 2 langsung dari ponsel. Namun, langkah ini justru menambah daftar panjang aplikasi resmi Nintendo di perangkat mobile. Kini, pengguna bisa punya hingga empat aplikasi sekaligus: Switch app, Nintendo Music, Nintendo Today, dan yang terbaru, Nintendo Store. Jumlahnya bahkan bisa jadi lima jika termasuk aplikasi Parental Controls untuk orang tua.
Terlalu Banyak Aplikasi?
Kebiasaan Nintendo yang sering “berjalan sendiri” di industri game membuat perusahaan ini unik. Mereka jarang mengikuti tren yang diikuti Microsoft atau Sony, dan kadang itu menjadi keuntungan tersendiri. Contohnya, ketika banyak pengembang lain gagal dalam game berbasis layanan online, Nintendo tetap aman dengan jalannya sendiri. Tapi, pendekatan itu juga membawa sisi lemah, terutama di pengalaman pengguna. Fitur voice chat bawaan di konsol, misalnya, baru muncul di Switch 2 tahun ini, padahal platform lain sudah lama memilikinya.
Kini, dengan deretan aplikasi barunya, Nintendo tampak berusaha berinovasi sekaligus mengejar ketertinggalan. Sayangnya, hasilnya justru terasa membingungkan. Empat aplikasi dengan fungsi berbeda mungkin terlalu berlebihan bagi sebagian pengguna, meski masing-masing punya peran penting.
Fitur “Play Activity” Bikin Pengguna Bernostalgia
Yang menarik dari aplikasi Nintendo Store ini adalah fitur bernama Play Activity. Fitur ini bisa menampilkan riwayat game yang pernah dimainkan pengguna, lengkap dengan lama waktu bermainnya. Informasi ini bisa diakses lewat halaman profil, dengan ikon Mii di pojok kanan bawah.
Di bagian Recent Activity, pengguna bisa melihat game terakhir yang dimainkan. Sementara di bagian All Activity, muncul daftar game dari berbagai generasi konsol Nintendo, bahkan hingga era Wii U dan 3DS. Banyak pengguna yang terkejut melihat kembali judul-judul lama yang pernah mereka mainkan, termasuk game yang mungkin sudah terlupakan.
Fitur ini bukan sekadar nostalgia. Di tengah tren remake dan rilis ulang, Play Activity membantu pengguna mengenali game apa saja yang pernah dimainkan, berapa lama, dan di konsol mana. Data ini bisa diurutkan berdasarkan waktu bermain, tanggal pertama bermain, total durasi, atau sistem konsol.
Lebih Mudah Belanja Game dan Merchandise
Selain fitur nostalgia, fungsi utama aplikasi ini tetap sebagai toko digital. Melalui Nintendo Store, pengguna bisa dengan mudah mencari dan membeli game untuk Switch dan Switch 2, menukarkan Nintendo Points, hingga melihat promosi dan berita terbaru. Toko digital ini diklaim lebih cepat dan praktis dibandingkan versi di konsol, yang sering terasa lambat.
Aplikasi ini juga menyediakan aksesori, pakaian, mainan, serta musik dari berbagai game Nintendo. Pengguna bisa mengunduh demo game langsung dari ponsel dan mengirimnya ke konsol mereka. Ada juga tab “Ask the Developer” yang berisi wawancara menarik dengan tim pengembang game populer seperti Mario Kart World dan Donkey Kong Bananza.
Untuk menggunakan aplikasi ini, pengguna perlu menautkan akun Nintendo mereka terlebih dahulu. Meski terkesan berlebihan karena banyaknya aplikasi, Nintendo Store menghadirkan sentuhan nostalgia yang kuat dan pengalaman belanja yang lebih praktis bagi para penggemar setianya.

