Pabrikan Smartphone Ingin Kembalikan slot microSD

Kenaikan tajam harga memori DRAM di pasar global mendorong para produsen smartphone untuk mempertimbangkan kembali fitur lama yang sempat ditinggalkan, yakni slot microSD. Fitur ini sebelumnya menjadi solusi praktis bagi pengguna untuk menambah kapasitas penyimpanan tanpa harus membeli varian perangkat dengan kapasitas internal yang lebih mahal.

Dalam beberapa tahun terakhir, banyak produsen sengaja menghilangkan slot kartu memori demi memaksimalkan keuntungan dari penjualan varian penyimpanan lebih besar. Namun situasi pasar mulai berubah. Kelangkaan dan mahalnya komponen memori, termasuk DRAM, diperkirakan akan berlangsung hingga kuartal keempat 2027. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi harga desktop dan laptop, tetapi juga berdampak langsung pada biaya produksi smartphone.

Sejumlah laporan menyebutkan bahwa harga modul memori LPDDR5X berkapasitas 12 GB mengalami lonjakan signifikan. Jika pada awal tahun harga komponen ini masih berada di kisaran 33 dolar AS, kini angkanya melonjak hingga sekitar 70 dolar AS per unit. Bahkan, salah satu divisi Samsung dikabarkan harus mengatur ulang strategi pasokan memori secara internal dengan kontrak jangka pendek demi menjaga margin keuntungan.

Di tengah tekanan biaya tersebut, opsi menghidupkan kembali slot microSD mulai dianggap sebagai solusi strategis. Dengan adanya dukungan ekspansi penyimpanan, konsumen dapat memilih varian dasar dengan memori internal lebih kecil, lalu menambah kapasitas melalui kartu memori. Strategi ini dapat membantu produsen menjaga volume penjualan tanpa harus menaikkan harga jual perangkat secara agresif.

Teknologi kartu memori pun sudah jauh berkembang. Standar terbaru microSD Express yang diperkenalkan pada akhir 2023 menawarkan kecepatan baca hingga 800 MB per detik dengan memanfaatkan antarmuka PCIe 3.0. Performa ini jauh lebih tinggi dibanding kartu microSD generasi lama dan mendekati kecepatan penyimpanan internal modern. Hal ini mengikis anggapan lama bahwa kartu memori selalu menjadi titik lemah dari sisi performa.

Namun, kembalinya slot microSD bukan tanpa dilema bisnis. Bagi produsen besar seperti Samsung, fitur ini berpotensi menggerus keuntungan dari penjualan varian dengan kapasitas internal besar. Harga peningkatan kapasitas internal sering kali jauh lebih mahal dibanding harga kartu memori eksternal di pasaran. Sebagai contoh, perbedaan harga antara varian 256 GB dan 512 GB pada smartphone flagship bisa sangat tinggi, sementara kartu microSD Express berkapasitas besar ditawarkan dengan harga yang relatif lebih terjangkau.

Dari sisi teknis, hambatan pun semakin minim. Desain modern telah membuktikan bahwa slot tambahan tidak selalu mengorbankan ketahanan air dan debu. Model kelas menengah masih mampu menyediakan slot microSD dengan desain tipis, baterai besar, dan sertifikasi ketahanan air. Itu menjadi bukti bahwa alasan teknis yang dulu digunakan untuk menghapus fitur ini sudah semakin kurang relevan.

Meski demikian, perubahan desain total tidak bisa dilakukan secara instan. Perangkat yang sudah masuk jalur produksi tidak akan dirancang ulang dalam waktu singkat. Jika rencana ini benar-benar diwujudkan, kemungkinan besar slot microSD baru akan muncul pada generasi smartphone yang dirilis mulai paruh kedua 2026.

Kembalinya slot microSD kini berada di persimpangan antara kepentingan bisnis dan harapan pengguna. Di satu sisi, produsen ingin menjaga margin keuntungan dari penjualan perangkat premium. Di sisi lain, konsumen semakin membutuhkan fleksibilitas dan solusi penyimpanan yang terjangkau. Jika tren kenaikan harga memori terus berlanjut, keputusan menghadirkan kembali fitur ini bisa menjadi langkah strategis yang menguntungkan kedua belah pihak.