Penjualan iPhone Air Lesu, Apple Kurang Tepat Sasaran

Apple kembali menjadi sorotan setelah permintaan terhadap iPhone Air, ponsel tertipis yang pernah mereka buat, dilaporkan menurun drastis. Beberapa analis dan sumber industri menyebutkan bahwa produksi iPhone Air kini sudah mendekati tahap akhir karena permintaan pasar yang rendah. Mizuho Securities dari Jepang bahkan memangkas proyeksi penjualannya, sementara analis terkenal Ming-Chi Kuo melaporkan bahwa pemasok Apple telah mengurangi kapasitas produksi hingga 80 persen.

Meskipun sempat dikabarkan laris di Tiongkok usai kunjungan CEO Tim Cook, data terbaru menunjukkan penjualan globalnya tidak sebaik yang diharapkan. Counterpoint Research mencatat iPhone Air sempat mengungguli penjualan iPhone 16 Plus, namun popularitasnya tetap dianggap sebagai produk niche yang hanya diminati sebagian kecil pengguna.

Desain Tipis, Banyak Kompromi

Untuk mencapai ketebalan ekstrem 5,5 mm, Apple terpaksa memangkas beberapa fitur penting. iPhone Air hanya memiliki satu kamera belakang dan kapasitas baterai yang lebih kecil, hingga Apple perlu meluncurkan baterai tambahan nirkabel khusus. Dibandingkan dengan iPhone 17 atau bahkan ponsel Android seperti OnePlus 13 yang lebih murah, iPhone Air terasa kalah dari sisi fitur dan kenyamanan.

Beberapa pengguna melaporkan masalah panas berlebih saat bermain game atau merekam video dalam waktu lama. Port USB-C yang digunakan juga masih versi lama (USB 2.0), kualitas speaker kurang memuaskan, dan umpan balik getar (haptic feedback) terasa inferior dibanding seri lain. Meski tampilannya elegan dan ringan, banyak yang menilai harga seribu dolar tidak sebanding dengan kemampuan yang ditawarkan.

Pengalaman Pengguna: Antara Cinta dan Kecewa

Beberapa jurnalis teknologi mengaku sempat skeptis terhadap daya tahan iPhone Air yang sangat tipis. Namun uji coba di Apple Park menunjukkan bahwa ponsel ini mampu menahan tekanan hingga 130 pon tanpa bengkok permanen. Secara fisik, iPhone Air terbukti kuat, bahkan pengguna yang tidak memakai casing melaporkan hanya mengalami sedikit goresan setelah pemakaian intens.

Dalam penggunaan sehari-hari, baterainya cukup untuk satu hari aktivitas ringan hingga sedang, meski pengguna berat tetap perlu mengisi daya setiap malam. Pengisian daya cepat 20 watt dan dukungan pengisian nirkabel Qi2 membuatnya mudah diisi ulang. Apple juga menjual baterai MagSafe khusus untuk membantu memperpanjang daya, meski sebagian pengguna menganggapnya solusi sementara.

Kamera Tunggal dan Suara yang Kurang Imbang

Kamera 48 megapiksel tunggal milik iPhone Air dinilai cukup mampu untuk foto dan video kasual, namun tentu tak sefleksibel model Pro yang memiliki lensa ultrawide dan telefoto. Beberapa pengguna puas dengan hasil fotonya yang tajam dan detail, tetapi mereka tetap berharap Apple menambah kamera tambahan di generasi berikutnya.

Satu kelemahan lain yang cukup mengganggu adalah hanya adanya satu speaker, bukan stereo seperti model iPhone lainnya. Saat menonton video atau film, suara terasa timpang dan kurang seimbang, terutama bagi pengguna yang terbiasa dengan kualitas audio premium.

Langkah Awal Menuju iPhone Masa Depan

Bagi sebagian pengguna, iPhone Air berhasil menghadirkan sensasi baru lewat desainnya yang super ramping dan elegan. Namun bagi mereka yang mengutamakan daya tahan baterai, kualitas kamera, dan performa audio, ponsel ini masih belum mampu memenuhi ekspektasi.

Para analis menilai iPhone Air hanyalah langkah awal menuju inovasi yang lebih besar, mungkin menuju era iPhone lipat yang sudah lama ditunggu. Untuk saat ini, iPhone Air menjadi eksperimen berani Apple yang membuktikan bahwa desain tipis memang menarik, tetapi belum tentu praktis bagi semua orang.