Setelah lebih dari satu dekade sejak peluncuran pertamanya pada 2013, Jolla kembali menghadirkan Jolla Phone terbaru, menawarkan alternatif menarik bagi pengguna yang ingin menjauh dari dominasi Android dan iOS. Perangkat ini menggunakan Sailfish OS 5, sistem operasi berbasis Linux yang menekankan privasi dan kontrol penuh pengguna atas data mereka.
Jolla, perusahaan asal Finlandia yang didirikan oleh mantan insinyur Nokia setelah proyek MeeGo ditinggalkan, menekankan bahwa Sailfish OS tidak mengirim data pengguna ke server korporasi, sehingga setiap aktivitas tetap berada di bawah kendali pemilik perangkat. Sistem operasi ini juga menyediakan kompatibilitas dengan banyak aplikasi Android melalui AppSupport, memungkinkan pengguna menjalankan aplikasi favorit tanpa harus bergantung pada ekosistem Google.
Salah satu fitur unggulan Jolla Phone adalah tombol privasi fisik yang memungkinkan pengguna menonaktifkan mikrofon, kamera, Bluetooth, atau aplikasi Android tertentu secara hardware-level. Selain itu, baterai berkapasitas 5.500 mAh pada perangkat ini dapat diganti sendiri oleh pengguna, sebuah fitur yang langka di era smartphone modern. Tombol daya juga dilengkapi sensor sidik jari untuk keamanan dan kemudahan akses.
Perangkat ini menawarkan spesifikasi yang cukup mumpuni dengan chipset MediaTek 5G, RAM 12 GB, penyimpanan internal 256 GB yang dapat diperluas melalui microSD, layar AMOLED Full HD 6,36 inci, kamera utama 50 MP dengan lensa ultra-wide 13 MP, serta dukungan jaringan 4G dan 5G dengan konfigurasi dual nano-SIM dan kemampuan roaming global. Perangkat juga mendukung WiFi 6, Bluetooth 5.4, NFC, dan hadir dalam tiga pilihan warna: Snow White, Kaamos Black, dan The Orange.
Peluncuran Jolla Phone terbaru dilakukan melalui kampanye crowdfunding yang sudah mencapai lebih dari 2.000 unit. Pre-order tersedia dengan biaya booking €99 yang dapat dikembalikan, dan harga awal untuk pre-order ditetapkan sekitar €499 termasuk VAT lokal. Perkiraan harga ritel final kemungkinan berada di kisaran €599 hingga €699 (Rp.11 Jutaan). Pengiriman ditargetkan pada paruh pertama 2026, dengan fokus awal di pasar Eropa termasuk Inggris, Swiss, dan Norwegia, namun perangkat ini juga dirancang untuk mendukung penggunaan di luar Eropa.
Jolla juga menekankan komitmennya terhadap dukungan jangka panjang dengan memberikan pembaruan sistem operasi minimal lima tahun tanpa adanya paksaan untuk mengganti perangkat. Komunitas pengguna Sailfish OS bahkan dilibatkan dalam menentukan fitur perangkat melalui pemungutan suara, termasuk kapasitas RAM, ukuran layar, dan konfigurasi kamera, menjadikan Jolla Phone sebuah produk yang dibentuk sesuai kebutuhan nyata penggunanya.
Dengan kombinasi fokus privasi, kemampuan menjalankan aplikasi Android, dan fitur hardware yang jarang ditemui, Jolla Phone menawarkan opsi menarik bagi pengguna yang menginginkan kontrol penuh atas perangkat mereka. Meski pasar awal terbatas, perangkat ini menunjukkan bahwa masih ada ruang untuk inovasi di dunia smartphone di luar Android dan iOS.
Bagi pengguna yang ingin mencoba alternatif yang berbeda sekaligus mengutamakan privasi, Jolla Phone tampaknya menjadi pilihan yang patut diperhitungkan, menghadirkan pengalaman unik dalam ekosistem smartphone modern yang didominasi oleh dua pemain besar.
Spek
| Sistem Operasi | Linux Sailfish 5 |
| Chipset | MediaTek 5G |
| RAM | 12 GB |
| Penyimpanan Internal | 256 GB |
| Ekspansi Penyimpanan | microSDXC |
| Layar | 6,36 inci Full HD AMOLED (~390 ppi) |
| Kamera Utama | 50 MP Wide + 13 MP Ultra-wide |
| Kamera Depan | Wide-lens selfie camera |
| Baterai | 5.500 mAh, bisa diganti pengguna |
| Tombol Daya | Sensor sidik jari terintegrasi |
| Tombol Privasi | Nonaktifkan mikrofon, kamera, Bluetooth, aplikasi Android |
| Konektivitas | WiFi 6, Bluetooth 5.4, NFC |
| Jaringan Seluler | 4G + 5G, dual nano-SIM, global roaming |
| Dimensi | ±158 x 74 x 9 mm |
| Pilihan Warna | Snow White, Kaamos Black, The Orange |

