Metroid Prime 4 Beyond akhirnya tiba setelah hampir dua dekade penantian. Kehadiran Samus Aran kembali ke layar konsol memicu antusiasme besar, terutama bagi penggemar yang merindukan atmosfer khas Metroid Prime. Namun, di balik visual memukau dan pencapaian teknis yang impresif, game ini menghadirkan sejumlah keputusan desain yang memecah opini.
Dalam beberapa bagian awal permainan, Metroid Prime 4 sukses menghidupkan kembali ciri khas seri aslinya. Suasana sunyi dan menegangkan, laboratorium beku yang menyimpan makhluk eksperimen, serta jejak-jejak peradaban asing yang hancur menciptakan pengalaman eksplorasi yang kuat. Samus tampil sangat percaya diri dengan setelan tempur beraksen ungu dan kemampuan psikis baru yang menambah kedalaman gameplay. Fitur kontrol yang fleksibel, baik menggunakan dual stick maupun mengarahkan remote Switch 2 ke layar, memberi pemain variasi cara bermain yang intuitif.
Permainan ini juga banyak mengusung elemen klasik Metroid Prime, seperti proses memperoleh kemampuan baru secara bertahap, desain dunia yang penuh rahasia, dan eksplorasi tenang yang sewaktu-waktu berubah menjadi aksi intens. Pemandangan gurun luas, serigala bayangan yang muncul dari badai salju, hingga pertempuran bos berukuran raksasa membuat pengalaman bermain terasa megah dan penuh kejutan.
Namun tidak semua inovasi diterima dengan baik. Metroid Prime 4 menambahkan beberapa karakter pendamping yang dianggap mengganggu suasana khas Metroid. Myles MacKenzie, salah satu tokoh baru yang sempat menjadi sorotan sejak masa pratinjau, kerap melontarkan komentar ringan yang bertabrakan dengan nuansa sunyi dan misterius yang seharusnya menjadi ciri utama game ini. Meskipun kehadirannya hanya singkat di awal permainan, pemain masih akan bertemu karakter lain yang sama-sama memberi interupsi tidak perlu. Banyak penggemar menilai bahwa frekuensi dialog tambahan ini mengurangi kesan isolasi yang menjadi kekuatan utama seri Metroid.
Desain dunia hub gurun yang menjadi penghubung antar area juga mendapat kritik. Ruang kosong yang terlalu luas membuat perjalanan antarlokasi terasa membosankan. Beberapa sesi bahkan memaksa pemain menempuh perjalanan panjang berulang kali, yang terasa kurang sejalan dengan konsep Metroid Prime yang biasanya lebih padat dan penuh ketegangan. Ditambah dengan keputusan untuk menambahkan tutorial panjang terkait kendaraan baru Samus, Vi O La, banyak pemain merasa ritme permainan menjadi tersendat.
Dari sisi teknis, Metroid Prime 4 Beyond adalah sebuah pencapaian besar. Mode visual 60 FPS dan hingga 120 FPS pada Switch 2 menghasilkan tampilan yang hidup, lengkap dengan permainan cahaya yang memukau dan kualitas audio yang memancarkan atmosfer mendalam. Kritik terhadap game ini bukanlah tentang kualitas grafis atau musik. Justru aspek tersebut dianggap menjadi standar baru yang patut dicontoh industri.
Namun permainan tetaplah soal pengalaman. Beberapa bagian Metroid Prime 4 terasa terlalu linear, terutama di awal cerita yang dipenuhi gelombang musuh. Di sisi lain, struktur eksplorasi yang lambat dan beberapa sistem lama yang dipertahankan membuat permainan terasa seperti judul eksperimen dari satu setengah dekade lalu. Bagi sebagian pemain, nuansa ini memberikan rasa nostalgia. Namun bagi yang lain, aspek ini dinilai kuno dan menghilangkan dinamika yang seharusnya ada pada sebuah game modern.
Pada akhirnya, Metroid Prime 4 Beyond adalah sebuah karya yang bertumpu pada kekuatan tradisi, tetapi tersandung oleh eksperimen baru yang tidak selalu berhasil. Bagi penggemar lama, game ini mungkin tetap menghadirkan sensasi kembali ke dunia Metroid yang sudah lama dirindukan. Namun bagi pemain baru atau mereka yang mengharapkan tingkat penyempurnaan khas Nintendo, pengalaman ini bisa terasa campur aduk.
Metroid Prime 4 Beyond adalah perjalanan yang mengesankan sekaligus kontroversial. Para penggemar setia mungkin akan menikmatinya dengan catatan tertentu, sementara pemain kasual mungkin perlu mempertimbangkan ulang sebelum menyelam ke petualangan Samus yang satu ini.
