Skate Story hadir sebagai game skateboarding yang menawarkan pengalaman yang jauh dari kata biasa. Game ini menggabungkan aksi skateboard berkecepatan tinggi dengan petualangan surealis di dunia bawah, menghadirkan konsep unik yang membuatnya menonjol dari game bertema olahraga ekstrem lainnya. Dirilis pada akhir 2025, game ini langsung menarik perhatian pecinta game indie dan penggemar seni visual interaktif.
Dalam game ini, pemain mengendalikan karakter unik berupa iblis yang terbuat dari kaca. Tokoh utama digambarkan lapar dan lelah, lalu secara absurd memutuskan untuk memakan bulan. Tindakan tersebut memicu kemarahan iblis tertinggi, sehingga sang karakter harus meluncur lebih dalam ke lapisan neraka untuk menemukan bulan-bulan lain dengan berbagai warna yang menggoda. Sepanjang perjalanan, pemain ditemani kelinci yang bisa berbicara dan bertemu karakter unik seperti merpati penulis blog, katak barista, kantong sampah yang menggemaskan, hingga kerangka-kerangka hidup yang penuh dialog ganjil namun menarik.
Salah satu daya tarik utama Skate Story terletak pada pendekatannya terhadap dunia visual. Game ini dikembangkan oleh desainer asal New York, Sam Eng, yang pertama kali mengumumkan proyek ini pada 2022. Visualnya menampilkan dunia kaca dan berlian, dengan warna-warna primer yang tampak seolah-olah melewati prisma. Gaya visual avant-garde ini membuat Skate Story sejak awal menjadi buah bibir di komunitas game independen. Setelah mengalami dua kali penundaan perilisan, game ini akhirnya hadir sebagai salah satu judul indie yang paling dinantikan pada 2025.
Dari sisi gameplay, Skate Story menghadirkan kombinasi antara permainan skateboard dan elemen petualangan. Dunia dalam game terbagi ke dalam beberapa jenis area. Ada area hub tempat pemain bebas meluncur dan berinteraksi dengan karakter non-pemain, lalu level linear yang menuntut ketepatan refleks saat melaju kencang, serta arena mirip pertarungan bos yang mengharuskan pemain mendaratkan trik tertentu di titik tertentu. Untuk melanjutkan cerita, pemain harus menyelesaikan berbagai misi seperti mengumpulkan item, mengejar target, atau melakukan kombinasi trik yang spesifik.
Sistem kontrol dalam Skate Story dibuat sederhana dan terstruktur. Setiap tombol pada kontroler dipetakan secara logis sesuai dengan posisi kaki pemain di papan skateboard. Trik dasar hingga tingkat lanjut, seperti ollie, kickflip, heelflip, hingga shove-it, bisa dilakukan melalui kombinasi tombol yang mudah dipelajari. Namun, sebagian pemain menilai sistem ini kurang menghadirkan sensasi fisik yang realistis jika dibandingkan dengan game skateboard klasik yang menggunakan kontrol analog lebih kompleks.
Unsur cerita menjadi bagian paling kuat dari Skate Story. Dunia neraka digambarkan dengan pendekatan surealis yang absurd namun penuh karakter. Pemain bisa menemukan berbagai adegan aneh, seperti katak yang menjual susu hangat di toko bagel, kelinci yang mengeluh soal peraturan tarif kereta bawah tanah, hingga kerangka yang galau karena kenangan berbagi bagel dengan mantan kekasihnya. Nuansa kota New York juga terasa kuat, bukan secara literal, melainkan sebagai interpretasi atmosfer kota yang padat, keras, sekaligus artistik.
Meski begitu, game ini tidak sepenuhnya lepas dari kekurangan. Dalam beberapa bagian, desain misi bisa terasa membingungkan karena gaya surealisnya terkadang menyamarkan batas antara teka-teki dan gangguan teknis. Ada momen ketika pemain bisa melihat objek tujuan, tetapi tidak bisa berinteraksi dengannya karena bug, sehingga progres terhambat dan memicu kebingungan.
Terlepas dari beberapa kekurangan tersebut, Skate Story berhasil menawarkan sesuatu yang jarang ditemukan dalam genre game skateboard. Game ini tidak hanya memposisikan skateboard sebagai olahraga ekstrem, tetapi sebagai bentuk seni. Setiap gerakan, lompatan, dan rotasi papan diperlakukan layaknya goresan kuas dalam lukisan. Skate Story mengusung pesan bahwa keindahan bisa ditemukan dalam gerakan, bahkan di dunia yang digambarkan sebagai neraka.
Skate Story telah dirilis untuk Nintendo Switch 2, PlayStation 5, dan Windows PC pada Desember 2025. Dengan konsep artistik yang berani dan pendekatan cerita yang tidak biasa, game ini menjadi bukti bahwa video game bisa menjadi medium seni yang kuat sekaligus menghibur.

