Tahun 2025 menjadi salah satu periode paling kompleks dalam sejarah industri game global. Setelah bertahun-tahun dilanda PHK massal, penutupan studio, dan tekanan ekonomi sejak 2022, industri ini mulai menunjukkan tanda-tanda perubahan. Namun perubahan tersebut datang dengan harga yang mahal. Di balik secercah harapan, masih tersimpan persoalan struktural yang membebani pengembang, pekerja kreatif, hingga pemain. Berikut rangkuman sepuluh tren utama industri game sepanjang 2025 yang paling berpengaruh, baik secara positif maupun negatif.
Ujian Pasar Pertama untuk Generative AI
Tahun 2025 menjadi momen pembuktian bagi teknologi generative AI di industri game. Data menunjukkan game yang secara terbuka mengungkap penggunaan AI di Steam mampu menghasilkan pendapatan ratusan juta dolar. Meski demikian, kesuksesan ini tidak sepenuhnya menjawab persoalan etika dan keberlanjutan. Sebagian studio memanfaatkan AI untuk inovasi gameplay, namun tidak sedikit yang menuai kritik karena dinilai mengancam ekosistem pekerja kreatif seperti pengisi suara dan seniman konsep. Di sisi lain, meningkatnya biaya operasional AI dan kekhawatiran akan gelembung investasi mulai menjadi tanda tanya besar untuk masa depan teknologi ini.
Deprofesionalisasi Pengembangan Game
PHK besar-besaran dan menurunnya hambatan masuk ke dunia game development mengubah peta tenaga kerja industri ini. Tim kecil kini mampu bersaing dengan studio besar, sementara game layanan jangka panjang menyedot belanja pemain. Dampaknya, banyak pengembang terancam terjebak dalam sistem kerja berbasis proyek tanpa stabilitas. Meski begitu, muncul pula model kolaborasi antar studio menengah yang menawarkan alternatif lebih sehat dibanding sistem kerja lepas ekstrem.
Media Game Independen Bertahan Hidup
Kondisi sulit tidak hanya dialami pengembang, tetapi juga media game profesional. Sepanjang 2025, sejumlah media besar tutup atau berubah kepemilikan. Namun di tengah kemunduran tersebut, muncul inisiatif baru berbasis kepemilikan pekerja dan platform independen yang mencoba mempertahankan jurnalisme game berkualitas. Upaya ini menjadi bukti bahwa kebutuhan akan liputan kritis dan mendalam masih tetap ada.
Eksploitasi oleh Kelompok Ekstrem
Sepanjang tahun, industri game kembali menghadapi tekanan dari kelompok ekstrem yang menggunakan intimidasi, kampanye kebencian, dan manipulasi media sosial untuk memengaruhi arah kreatif pengembang. Targetnya adalah game atau studio yang dianggap menantang secara ideologis. Fenomena ini dinilai merugikan kreativitas dan hanya menguntungkan pihak-pihak yang mengeksploitasi konflik demi keuntungan pribadi.
Naiknya Genre Kooperatif “Aneh tapi Seru”
Salah satu tren paling segar di 2025 adalah popularitas game kooperatif kasual yang menekankan kekacauan, humor, dan interaksi antar teman. Game-game ini menempatkan kesalahan pemain sebagai sumber hiburan utama, menciptakan pengalaman sosial yang kuat dan mudah viral. Genre ini menunjukkan bahwa kesederhanaan dan kebersamaan masih memiliki daya tarik besar.
Penguatan Gerakan Serikat Pekerja
Aktivitas serikat pekerja di industri game terus meningkat. Sepanjang 2025, sejumlah studio besar dan tim QA berhasil membentuk serikat dan meratifikasi kontrak kerja. Tren ini dipandang sebagai titik terang di tengah ketidakpastian industri, menandakan meningkatnya kesadaran kolektif akan hak dan perlindungan tenaga kerja.
Kebangkitan Kickstarter sebagai Sumber Pendanaan
Di tengah minimnya minat investor, banyak studio kembali mengandalkan Kickstarter. Meski nominal pendanaan tidak sebesar era awal platform tersebut, kampanye dengan ratusan ribu dolar terbukti cukup untuk memulai atau menyelesaikan pengembangan game. Selain dana, Kickstarter juga berfungsi sebagai validasi minat pasar.
Gamblifikasi yang Lebih “Ramah”
Tahun ini juga ditandai dengan maraknya game yang meminjam mekanik permainan peluang seperti kartu dan slot, namun dikemas secara kreatif dan tidak eksploitatif. Dengan fondasi mekanik yang familiar, pemain lebih mudah memahami sistem permainan kompleks tanpa tutorial berlebihan. Tantangan terbesarnya adalah menjaga batas agar tidak berubah menjadi praktik yang merugikan pemain.
Kenaikan Harga akibat Tarif dan Biaya Produksi
Layanan berlangganan, perangkat keras, hingga alat pengembang mengalami kenaikan harga signifikan sepanjang 2025. Faktor makroekonomi dan kebijakan tarif internasional menjadi alasan utama. Dampaknya, beban biaya semakin dirasakan langsung oleh konsumen dan pengembang kecil.
Keterbukaan Studio Head soal Kegagalan Pendanaan
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, sejumlah pimpinan studio di 2025 memilih terbuka mengenai kegagalan pendanaan dan keputusan bisnis yang berujung penutupan atau pengurangan skala studio. Transparansi ini membuka diskusi publik tentang realitas pendanaan game modern, meski juga menimbulkan risiko narasi yang sulit dikendalikan.
Secara keseluruhan, 2025 mencerminkan industri game yang berada di persimpangan jalan. Ada tanda-tanda pemulihan dan inovasi, namun juga tekanan struktural yang belum terselesaikan. Perubahan sedang berlangsung, dan seperti proses kelahiran pada umumnya, ia datang dengan rasa sakit yang tidak kecil.

