Sebuah video konsep berjudul Windows 12.2 The Next Evolution yang dibagikan desainer Abdi (AR 4789 di YouTube) berhasil mencuri perhatian publik. Video ini menampilkan tampilan sistem operasi baru yang memadukan nuansa modern dengan sentuhan klasik, bahkan menghadirkan tema nostalgia ala Windows 7 tanpa dorongan agresif penggunaan Copilot AI.
Di tengah rumor bahwa Microsoft tengah mengembangkan Windows 12, para pengguna semakin penasaran dengan langkah besar berikutnya dari raksasa teknologi ini. Pavan Davuluri, CVP sekaligus pemimpin divisi Windows, sempat memberi sinyal bahwa Windows masa depan akan menawarkan pengalaman komputasi yang lebih “ambient” dan “multi-modal” berkat kecerdasan buatan. Meski begitu, video konsep ini justru memikat karena menampilkan opsi kustomisasi yang luas tanpa menonjolkan AI secara berlebihan.
Fitur yang diperlihatkan termasuk pengaturan ulang taskbar dalam berbagai mode, pilihan tema Windows 7 dan Windows 10, hingga desain Fluent yang terlihat lebih segar dibandingkan Windows 11. Pendekatan ini terasa relevan karena banyak pengguna yang masih lebih nyaman dengan Windows 10, bahkan ketika sistem operasi tersebut akan dihentikan pada 14 Oktober 2025.
Masalahnya, penghentian dukungan Windows 10 bisa menjadi bumerang bagi Microsoft. Meski program ESU (Extended Security Updates) ditawarkan dengan biaya 30 dolar per perangkat, hingga opsi gratis tambahan setahun bagi pengguna yang menyinkronkan PC ke akun Microsoft, tetap saja jutaan perangkat tak bisa berpindah ke Windows 11 karena keterbatasan spesifikasi. PIRG, sebuah kelompok kepentingan publik, bahkan menilai langkah ini bisa memicu “lonjakan terbesar komputer terbuang sepanjang sejarah.”
Microsoft seakan lebih sibuk mendorong strategi AI dan Copilot+ PC daripada mendengarkan keinginan basis penggunanya yang luas. Video konsep Windows 12.2 membuktikan bahwa ada jalan lain yang lebih ramah pengguna, dengan memberi ruang nostalgia sekaligus personalisasi tanpa memaksa tren tertentu. Bila Microsoft berani mengadopsi sebagian ide ini, bukan tidak mungkin mereka bisa mengurangi resistensi pengguna yang hingga kini masih enggan meninggalkan Windows 10.